Pages

Monday, 19 December 2016

North Borneo's Coin

Kita mungkin selalu melihat coin British North Borneo tahun 1882-1907, tapi tidak menyedari bahwa dua orang lelaki yang menghiasi coin itu adalah gambar lelaki Dusun pada zaman British. Dr segi pemakaian, keduanya typical Dusun area pendalaman atau dr kelompok Central Dusun. Suku-suku yg linguistically Dusunic secara umumnya memiliki empat kelompok dialek :

1. Northern Dusun
2. Central Dusun
3. Coastal Dusun
4. Southern Dusun
____________________________

Gambar

1. Gambar wang syiling British North Borneo tahun 1882-1907.

2. Dua gambar lelaki Dusun dilukis pada tahun 1867 dan 1845. Gambar tersebut diduga diambil pada saat James Brooke menyerang Syarif Osman di Marudu. Beberapa dr pelukis menggambarkan lelaki-lelaki Dusun di North Borneo saat mereka dalam perjalanan ke Marudu.

Sumber: Aki Rumantai, 2016

Sunday, 4 December 2016

The Last Headhunter of Dusun

Headhunter terakhir dari mukim Kundasang dekat Bundu Tuhan, Ranau. Gambar ini diambil oleh I.H.N.Evans dan terdapat dalam bukunya yang bertajuk: The Religion of Tempasuk Dusun of North Borneo, 1953. Daerah Ranau cukup terkenal dengan Gunung Kinabalu, tapi daerah ini jg memiliki banyak misteri kerana daerah ini juga tempat asal usulnya kaum Dusunic, menurut legenda dahulu kala. Di daerah ini masih ada beberapa Kampung yang masih memiliki Bangkawan atau rumah tengkorak, hasil dari aktiviti ngayau atau "Sangod/Mongoyou" pada zaman dahulu kala.

Bangkawan merupakan sebuah pondok kecil yang yang menjadi tempat menyimpan tengkorak (ragas) musuh pada zaman dahulu kala. Bangkawan ini merupakan sejnis "tingolig" atau pendinding untuk Kampung dari wabak penyakit atau sindaat (sihir) dari musuh. Bangkawan ini jg adalah "alarm" untuk Kampung dr serangan musuh, krna ketika musuh datang menyerang Kampung, tengkorak-tengkorak dalam Bangkawan ini akan berteriak-teriak atau memangkis (war cry). Salah satu pemburu kepala yang paling terkenal di daerah ini pada zaman dahulu kala adalah Aki Dolumpung. Seumur hidup Aki Dolumpung, dia dikatakan telah memenggal 212 kepala musuh.

Sumber: Aki Rumantai, 2016